Batasan Aurat Untuk Wanita Yang Perlu Muslimah Ketahui

BATASAN AURAT ANTARA SESAMA WANITA & WANITA DENGAN MAHRAMNYA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Saudariku rahimakillah ketahuilah, walau sesama wanita atau dengan mahram, masih ada batasan aurat yang tidak boleh saling melihat atau bersentuhan di batasan aurat tersebut.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ
.
“…Dan janganlah para wanita menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita mereka…” [An-Nur: 31]

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa para wanita tidak boleh menampakkan perhiasannya dan tentu termasuk anggota tubuh tempat perhiasannya tersebut, kepada selain suami, mahramnya dan sesama wanita.

Dan ayat yang mulia ini sekaligus memberi isyarat batasan aurat yang boleh dilihat oleh mahram dan sesama wanita, yaitu sebatas anggota tubuh tempat perhiasannya.

Disebutkan dalam fatwa Lajnah Daimah,

أما ما يجوز للمرأة أن تبديه من زينتها لمحارمها غير زوجها فهو وجهها وكفاها وخلخالها وقرطاها وأساورها وقلادتها ومواضعها ورأسها وقدماها
.
Adapun perhiasan yang dibolehkan bagi wanita untuk menampakkannya kepada mahramnya selain suaminya adalah:
– Wajahnya.
– Dua telapak tangannya.
– Perhiasan di pergelangan kakinya.
– Gelang tangannya.
– Kalung lehernya.
– Semua anggota tubuh tempat perhiasan tersebut.
– Kepalanya.
– Dua kakinya.

[Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 17/296 no. 2923]

Tak Khawatir Diblokir Teman Karena Mencari Ridha Allah

Tak Khawatir Diblokir Teman Karena Mencari Ridha Allah

Dari Abu Umamah al-Bahili رضي الله تعالىٰ عنه,

Ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya Allah تبارك و‏تعالىٰ, para malaikat-Nya serta semua penduduk langit dan bumi, bahkan semut yang ada di dalam sarangnya, sampai ikan yang ada di dalam air bershalawat (mendo’akan dan memintakan ampun) untuk orang yang mengerjakan kebaikan kepada manusia.”
(Shahiih, HR. At-Tirmidzi, no. 2685, Shahiih At-Targhiib wa Tarhiib, I/36, Shahiih Al-Jaami’, no. 1883)
.
Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amir al-Anshari رضي الله تعالىٰ عنه, ia berkata,
Rasulullah ﷺ bersabda,
“Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan (petunjuk), maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya.”
(Shahiih, HR. Muslim, no. 1893)
.
Nasihat dari seorang ‘ulamaa besar bagi yang menganggap orang yang menyebarkan kebaikan berupa nasihat dijalan Allah سبحانه و تعالىٰ dianggap sok ngustadz.
.
Al-Imam Hasan Al Bashri رحمه الله تعالىٰ berkata,
“Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna (tidak pernah berbuat dosa dan maksiat), niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat.”
(Mawai’zh lilImam, Al-Hasan Al-Bashri, hal. 185)
.
Semoga Allah تبارك و‏تعالىٰ memberikan hidayah dan taufiq.

Muslimah Foto Dari Belakang Di Pantai + Quotes

Muslimah Foto Dari Belakang Di Pantai + Quotes

Kelelahan saat ini akan dibayar nanti
Saat nyawa tak lagi didalam raga
Akan tiba saatnya
Amal akan dihitung
Allah selalu berbicara
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu
Aku menjalankannya
Memang Allah maha adil

Tapi aku yang tidak adil pada NYA
Dosa selalu mengalir
Namun pahala enggan untukku gapai
Aku tidak adil bukan?? Sahabat ingatkan aku
Jangan biarkan aku lengah
Dan semoga Allah mempertemukan
Disurga-NYA

Doa Memohon kemudahan

Doa Memohon kemudahan.
.
Pada kesempatan pagi penuh barokah ini, kami ingin berbagi dengan follower sekalian sebuah do’a yang bermanfaat. Do’a ini adalah do’a yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berisi permohonan berbagai kemudahan dalam segala urusan. Semoga bermanfaat.
.
Dari Anas bin Malik, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
.
“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”
[artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah].
.
Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya (3/255). Dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi ‘Umar, Ibnus Suni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah. (Lihat Jaami’ul Ahadits, 6/257, Asy Syamilah)
Sanad hadits ini shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam tahqiqnya terhadap Shahih Ibnu Hibban.
.
Faedah singkat dari do’a di atas:
1. Yang namanya kemudahan hanya datang dari Allah. Sesuatu yang sulit sekalipun bisa menjadi mudah jika Allah kehendaki.
2. Hendaklah hati selalu bergantung pada Allah, bukan bergantung pada diri sendiri yang lemah. Jika hati terlalu yakin atau terlalu PD (percaya diri) sehingga melupakan Rabb di atas sana, maka sungguh urusan tersebut akan semakin sulit. Ingatlah bahwa barangsiapa yang senantiasa bertawakkal pada Allah, maka Allah akan mempermudah urusannya.
3. Manusia punya kehendak. Namun kehendak tersebut bisa terealisasi dengan baik dan sempurna, jika Allah menghendakinya. Oleh karena itu, hati seharusnya bersandar pada Sang Kholiq, Allah Ta’ala.
4. Perlunya beriman kepada takdir ilahi dengan baik sehingga tidak membuat seseorang semakin sedih atas musibah atau kesulitan yang menimpanya.
5. Takdir di satu sisi terasa menyakitkan. Namun jika kita memandang dari sisi lain, pasti ada yang terbaik dan hikmah yang besar di balik itu semua. Yakinlah!
Semoga kita bisa mengamalkan do’a ini di kala kita sulit dan di saat mengharap kemudahan dari Allah.

Parfum Wanita

Laki-laki mana pun pasti tergoda ketika ada wanita yang lewat di hadapannya dengan bau wanginya, bahkan terkadang meski sudah berlalu wanginya tetap tercium. Kebiasaan wanita yang keluar rumah dengan wewangian seperti ini amatlah berbahaya, karena penampilan semacam ini dapat menggoda para pria, sewaktu-waktu pun mereka bisa “menakali” si wanita. Namun banyak wanita muslimah yang tidak menyadari hal ini meskipun mereka berjilbab yang sesuai perintah.
.
Padahal sudah jauh-jauh hari, hal yang menimbulkan fitnah semacam ini dilarang. Kecantian dan kewangian wanita hanya khusus untuk suami mereka di rumah.
.
Syaikh Abu Malik berkata bahwa sebab wanita mengenakan wewangian itu sangat jelas karena dapat membangkitkan syahwat para pria yang mencium baunya. (Shahih Fiqh Sunnah, 3: 35).
.
Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan, “Dianalogikan dengan minyak wangi (yang terlarang dipakai oleh muslimah ketika hendak keluar rumah) segala hal yang semisal dengan minyak wangi (sabun wangi dan lain-lain, pent.) karena penyebab dilarangnya wanita memakai minyak wangi adalah adanya sesuatu yang menggerakkan dan membangkitkan syahwat.” (Fathul Bari, 2: 349).
.
Itulah larangan ketika keluar rumah bagi wanita. Sedangkan di dalam rumahnya, di hadapan suaminya terutama, berbau wangi malah dianjurkan. Karena setiap wanita yang menyenangkan hati suami dipuji dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

Ibu

IBU, AKU RINDU PADAMU

Ibu..
Terasa hatiku rindu padamu…
Rindu ingin berjumpa mencium keningmu…
Aku ingin sekali datang memeluk tubuhmu..
Mengharap sentuhan lembut dan hangat dari kedua tanganmu yang menyejukkanku… Ibu..
Aku rindu, sungguh aku sangat rindu..
Menghibur lara yang enggan menghilang…
Sungguh, kepergianmu bagiku bagaikan kehilangan sebagian hidupku… Ibu..
Aku rindu senyumu, tawamu, candamu, nasihatmu, kasih sayangmu..
Tak ada satupun yang bisa menggantikan sosokmu di hatiku, dan  aku sangat menyayangimu.. Ibu..
Tiada putus sujudku untuk menghantarkan sepucuk do’a rinduku kepadamu..
Saat ini dengan air mata yang terus menetes, kutuliskan apa yang ada di hatiku.. Ya Allah..
Ampunilah segala dosa ibuku…
Tempatkanlah dia di tempat yang terbaik..
Kasihanilah dia dengan kasih sayang-Mu..
Jagalah dia dari adzab kubur dan Neraka-Mu..
Dan masukkanlah dia ke dalam Surga-Mu..

Sholat Penjamin Surga

RENUNGKANLAH DUA WAKTU SHALAT INI (SHALAT SUBUH DAN ASHAR BERJAMAAH)
.
Saudaraku..
Renungkanlah dua waktu ini, waktu shalat bardain (shalat ashar dan shalat subuh)…
.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :
.
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
.
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari 574 dan Muslim 635)
.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan :
“Shalat al-Bardain (dua dingin) adalah shalat Fajar (Shubuh) dan shalat Ashar. Dinamakan demikian karena shalat Fajar dilakukan saat cuaca paling dingin di malam harinya (malam yang paling dingin adalah di waktu Shubuh), sedangkan shalat Ashar dilakukan pada saat cuaca paling dingin di siang harinya (siang hari yang paling dingin adalah di waktu Ashar) setelah tergelincir matahari. Barangsiapa yang mengerjakan dua shalat tersebut, maka ia akan masuk al-Jannah. Maksudnya adalah barangsiapa yang bersungguh-sungguh menjaga dan menegakkan shalat Shubuh dan Ashar, maka ini merupakan salah satu sebab seseorang masuk al-Jannah.” (Syarh Riyadhush Shalihin)

Ibnu Baththol rahimahullah berkata :
“Shalat shubuh akan membuat seseorang mendapatkan perhatian Allah pada hari kiamat. Kenapa dikhususkan dua shalat ini? Karena berkumpulnya para malaikat malam dan siang di dua waktu tersebut. Inilah makna firman Allah Ta’ala :
.
وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
.
“Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al Isro’ 78).” (Syarh Al Bukhari, 3: 250, Asy Syamilah)

Dan janganlah engkau meninggalkan shalat ashar wahai saudaraku..
.
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ
.
“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya.” (HR. Bukhari 594).
.
Semoga Allah memudahkan kita mengamalkannya dan istiqomah diatasnya.. Aamiin ya rabbal ‘alamin..
.
________________________________

Bermacam Ujian Allah

Sempit Rezeki Tetapi Sehat.
.
Walau miskin namun kita diberi kesehatan, itu sudah nikmat yang luar biasa. Kadang kita mengeluh dengan sempitnya rezeki, padahal Allah tidak menimpakan kita penyakit. Kita terus masih sehat bugar.
.
Coba renungkan ayat berikut,
.
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)
.
“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”. Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya Maka Dia berkata: “Rabbku menghinakanku“. (QS. Al-Fajr: 15-16)
.
Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia ketika ia diuji oleh Rabbnya dengan diberi nikmat dan kekayaan, yaitu dimuliakan dengan harta dan kemuliaan serta diberi nikmat yang melimpah, ia pun katakan, “Allah benar-benar telah memuliakanku.” Ia pun bergembira dan senang, lantas ia katakan, “Rabbku telah memuliakanku dengan karunia ini.” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228)
.
Kemudian Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia jika ia ditimpa musibah oleh Rabbnya dengan disempitkan rezeki, yaitu rezekinya tidak begitu banyak, maka ia pun katakan bahwa Rabbnya telah menghinakan atau merendahkannya. Sehingga ia pun tidak bersyukur atas karunia yang Allah berikan berupa keselamatan anggota badan dan rezeki berupa nikmat sehat pada jasadnya.” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228)
.
Dari Mu’adz bin ‘Abdullah bin Khubaib, dari bapaknya, dari pamannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَمِ
.
“Tidak mengapa seseorang itu kaya asalkan bertakwa. Sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan hati yang bahagia adalah bagian dari nikmat.” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad, 5: 372. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
.
Sehat ternyata lebih penting … Walhamdulillah, Allah masih tetap terus beri kita kesehatan.
.
.

Kerudung Bukan Jilbab

Banyak yang mengira bahwa jilbab hanyalah penutup rambut kepala. Tak apalah katanya berpakaian ketat yang penting rambut kepala sudah tertutup. Benarkah pengertian demikian?

Perintah mengenakan jilbab sebagaimana diterangkan dalam ayat

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)

Jika kita telusuri penjelasan dari Imam Nawawi -ulama besar Syafi’iyah-, kita akan mendapat titik terang manakah yang dimaksud jilbab.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disebutkan dalam Al Bayan, jilbab adalah khimar (penutup kepala) dan izar (kain penutup badan). Al Kholil berkata, “Jilbab itu lebih lebar dari khimar dan lebih tipis dari izar.” Al Mahamili berkata, “Jilbab adalah izar (kain penutup badan) itu sendiri.” Penulis kitab Al Matholi’ berkata bahwa An Nadhr bin Syamil berkata, “Jilbab adalah kain yang lebih pendek dari khimar, yang lebih lebar dan menutup kepala wanita.” Penulis Matholi’ mengatakan, ulama lainnya berkata bahwa jilbab adalah kain yang lebar selain rida’ (mantel) yang di mana kain tersebut menutupi punggung dan dada wanita.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Mereka adalah orang-orang yang mengikuti gaya hidup Rasulullah dan para sahabat beliau. Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah para sahabat beliau sendiri, para tabi’in, para imam yang mengikuti petunjuk dan mengikuti kehidupan mereka serta menjauhi perbuatan bid’ah di mana pun dan kapan pun juga. Mereka akan tetap ada dan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah hingga hari Kiamat.
.
Mereka disebut sebagai Ahlus Sunnah karena mereka mengorientasikan diri mereka kepada sunah dan karena mereka bersatu untuk mengamalkan sunnah itu secara lahir dan batin, dalam ucapan, perbuatan dan keyakinan.
.
Dari Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Artinya : Yahudi dahulu terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan ; satu golongan masuk Surga, tujuh puluh golongan masuk Neraka. Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan ; satu golongan masuk Surga, tujuh puluh satu yang tersisa masuk Neraka. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya : umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan ; satu golongan masuk Surga dan tujuh puluh dua lainnya masuk Neraka. “ Ada sahabat yang bertanya : “Wahai Rasulullah ! Siapa mereka yang masuk Surga itu ?” Beliau menjawab : “Mereka adalah Al-Jama’ah”
.
Dalam riwayat lain oleh At-Tirmidzi dari Abdullah bin Amru diriwayatkan bahwa para sahabat bertanya : ‘Siapakah mereka wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab. “Artinya : Orang yang mengikuti jalan hidupku dan para sahabatku” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Sunnan-nya, dalam kitab Al-Iman, bab : Riwayat Tentang Terpecahnya Umat V : 26, nomor 2641.